Sunday, August 23, 2009

Hamba ini mengharapkan setitis air cintaMu.

Bermonolog dengan penggunaan bahasa 'aku'.. sekadar meluahkan ape yg terpendam..

Sebenarnya tiada apa yang ingin aku titipkan, namun disebalik ketiadaan itu seperti ada sesuatu yang sepatutnya jari jemari ini sudah lama menaipkan sesuatu yang mungkin ada manfaat disebaliknya untuk semua sahabat-sahabatku....

telah berulang kali aku membaca Firman Allah ini dan cuba aku hayatinya serta renunginya..

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."(al-baqarah:286)

Perjalanan kian jauh namun hakikatnya sudah hampir ke destinasi akhir usia, usia aku hari demi hari kian berlalu pergi. Di manakah aku? Sesungguhnya ku yakini bahwa Allah tidak membebankan sesuatu kaum itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Pertemuan dan perpisahan adalah suatu ilmu untuk ku kutip. Dalam perjalanan mencariMu ya Allah, aku hampir tewas dan kini merayu syahdu di pinggir doaku, agar ada waktu yang tersisa ini dapat ku atur untuk hampir padaMu. Aku akui kelemahan diri ini ya Allah, aku benar-benar lemah, tolonglah aku ya Allah! Di saat aku berdiri teguh di sisi sahabat dan keluarga, rupa-rupanya didepan-Mu, aku umpama mawar layu kekeringan. Mawar yang kekeringan air cintaMu, berikan aku sedikit air cintaMu. Sesungguhnya hambamu ini dahaga di padang pasir duniawi. Ya Allah, kurniakan aku sahabat-sahabat dan pendamping hatiku insan-insan yang mendekatkan ku kepada-Mu..

Perpisahan itu juga sebuah ilmu untuk saya. Sahabat, perpisahan adalah sebuah memori, walau entah dengan siapa kita pernah memberi dan menerima kenangan itu. Tapi yang pasti.... bagi siapa yang pernah memberi dan menerima kenangan bersamaku, akan ku abadikan ia sebagai lakaran sebuah lukisan ujian dari Allah buat diri ini. Sedikit pun tak pernah terlintas difikiran ini akan melukiskan sebuah kenangan yang tragis, penuh emosi, penuh kekecewaan, pengorbanan yang tak berbalas, cinta yang tidak kesampaian, hidup yang tersia-sia, kesetiaan yang tak dihargai..

Di manakah aku ya Allah? Apabila aku kutip semula Firman di atas... di dalam ayat-ayatMu memberikan aku jawapan atas semua ini, di sebalik semua itu air mataku menjadi kekeringan. Walau air mata ini hakikatnya sudah tiada lagi, yang ada hanya air mata di hati yang tak terlihatkan. Doa kudus ku berikan dari jauh untuk semua insan di luar sana. Semoga rahmat Allah memayungi hati kita. Membuka hati-hati agar lebih kenal akan cinta Allah dan dunia yang cuma sekadar alam fana ini

Wahai diriku, bersabarlah..janganlah berputus asa dalam kehidupan ini. Allah itu dekat, terlalu dekat dari urat lehermu. Jika engkau tidak mendapat apa yang engkau inginkan mungkin Allah akan menggantikan engkau sesuatu pengganti yang lebih baik. Allah tahu, tetapi engkau tidak tahu apa yang ada di depanmu. Kesatlah air matamu itu, gantikannya dengan senyuman penawar hati di setiap musibah itu. selalulah menyebut Alhamdulillah....Wahai diriku, Allah sayang padamu, dia tahu apa saja keburukan dan kebaikan untukmu, jadi terimalah seadanya takdir PenciptaMu itu. Yakini dan berdoa agar diberikan terbaik dalam hidupmu dan itulah yang terbaik apabila terjadi sesuatu ketetapan.

Ya Allah, adakah aku ini terlalu jujur, terlalu baik, terlalu setia, terlalu memberi, terlalu menerima seadanya, terlalu sabar dengan apa pun yang manusia lemparkan padaku, terlalu simpati dan terlalu mudah memaafkan...namun tiadakah sedikit kebahagiaan buatku. Kusedari diri ini penuh dosa, penuh kesalahan dan kekhilafan. Setiap waktu ku ingin insafi diri...ku sedar ku tak layak utk syurgaMu, namun kuharapkan mahgfirah dan kasih sayangMu selalu ada dihatiku. Ya Allah, Adakah kerana kebaikan itu aku tak mampu memiliki secebis kebahagiaan dalam hati ini. Aku cuma inginkan sedikit dan setitis kebahagian itu akan terbit utkku satu hari nanti. Walau setitis cuma, aku amat menghargainya wahai Pencipta hati.

Wahai Pencipta hati, daku redha akan takdirMu. Di sebalik ini semua aku bersyukur padaMu Ya Rabbi. Syukur ku panjat atas segalanya. Aku kini mengerti... sifat sebagai hambaMu, aku sekadar berusaha, sabar... dan jangan sekali berputus asa, segala natijah dan keputusan hanya Allah yang berhak memutuskan dan mengetahui yang terbaik untuk diri setiap manusia. Jalan terakhir hanya berDOA. DIA Maha Tahu apa yang berlaku dihadapan sana. Cuma... bagaimana kita ingin menghadapi dugaan hati selepas sesuatu hajat kita tidak kesampaian. Ya Allah! Lemahnya diriku ini rupa-rupanya.

Buat insan yang pernah memberi dan menerima kenangan bersamaku atau bersama insan-insan lain, sesungguhnya kenangan suka atau duka itu adalah sebuah ujian dari Allah utk hati kita. Segala emosi yang lahir adalah merupakan dugaan untuk hati. Kekadang saat kita teruji syaitan telah memainkan jarum memarakkan suasana, dan di saat itu kita terlupa.

Astaghfirullahal'azim..sesungguhnya aku telah menzalimi diri sendiri. Wahai diriku, janganlah kecewa atau putus asa, orang beriman apabila terlupa ia akan segera kembali kepada Tuhan, itulah fitrah kejadian manusia....jadikanlah esok adalah hari yang terbaik untuk ku bina hati yang baru bersamaMu.

Pesanan ini adalah peringatan untuk diri ku ni...
"Kemaafan mungkin amat berat untuk diberikan kepada orang yang pernah melukai hati kita.Tetapi hanya dengan memberi kemaafan sahajalah kita akan dapat mengubati hati yang telah terluka.Kemaafan yang diberi secara ikhlas umpama pisau bedah yang boleh membuang segala parut luka emosi."

No comments: